Hajar Aswad adalah batu yang berasal
dari dalam surga. Orang yang pertama kali
meletakkan Hajar Aswad ialah Nabi Ibrahim. Pada zaman dahulu kala batu yang satu ini mempunyai sinar yang sangat terang dan dapat menerangi seluruh wilayah Arab. Namun semakin lama sinar terangnya semakin meredup dan
hingga sekarang akhirnya berwarna hitam. Batu ini mempunyai aroma yang cukup unik
dan ini merupakan sebuah aroma wangi alami yang dipunyainya semenjak awal
keberadaannya. Dan hingga sekarang Hajar Aswad tersebut
ditaruh di sisi bagian luar Kabah sehingga
mudah bagi siapapun untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad ini termasuk sunah Nabi Muhammad SAW. Karena beliau sendiri selalu menciumnya
setiap kali tawaf.
Musim haji kini telah tiba. Umat muslim dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong
menuju
ke satu titik, yaitu Baitullah
atau tanah suci. Shalat langsung di hadapan Ka'bah, berkesempatan untuk mencium
batu Hajar Aswad yang tertanam di dinding Ka’bah, di sudut sebelah selatan,
pada bagian kiri pintu Ka’bah.
Bagaimana
dengan sejarah dan misteri hajar aswad yang lainnya? Mungkin
banyak orang yang tidak tahu, ada banyak misteri hajar aswad yang belum terjawab hingga kini. Misteri yang paling besar adalah ke mana perginya pecahan dari batu yang berwarna
hitam dan berbau harum itu.
Awalnya, Hajar Aswad merupakan sebuah batu dengan bentuk yang utuh dengan diameter sekitar 30 centimeter. Namun akibat adanya berbagai peristiwa yang terjadi, ia menjadi pecah dan
menyisakan delapan buah fragmen
batuan. Pecahan-pecahan itulah yang hingga
sekarang disatukan dengan sebuah bingkai
perak, kemudian dipasangkan kepada tempat asalnya. Demikian diungkapkan oleh Dr Ahmad Moraei, seorang profesor dari Umm al-Qura University,
seperti dikutip oleh website Al
Arabiya.
Ada banyak peristiwa terjadi, baik yang alami juga
akibat ulah manusia yang menyebabkan pecahnya Hajar Aswad. Aksi kriminal yang
paling populer adalah ketika Bani Qarmati denagn kejam menginvasi
dan juga merampok tempat suci umat Islam itu. Mereka berhasil menguasai rumah Allah itu
selama 22 tahun, dimulai pada tahun 317
Hijriyah. Kemudian akhirnya
sejumlah fragmen hajar aswad dipulangkan
lagi ke tempat asalnya, namun sisanya malah menghilang.
Dr Moraei Mengatakan bahwa Bani
Qarmati yang dipimpin oleh Ahmad
al-Qarmati datang ke tanah suci Mekkah dan
menginvasi baitullah. Mereka kemudian membunuh lebih dari 70.000 warga hari itu. Ahmad dengan pongahnya bahkan berkata 'Allah memberi kehidupan kepada manusia dan akulah yang akan mengambilnya'. Mereka kemudian membawa Hajar Aswad ke dalam Kota Ahsa selama 12 tahun lamanya.
Sebagian umat Islam meyakini bahwa
batu itu berasal dari dalam surga yang diturunkan ke bumi ini ketika Nabi
Ibrahim ingin menandai tempat tersebut di mana para jama’ah akan mengelilingi
Ka'bah untuk thawaf.
Hajar Aswad merupakan bagian yang tidak bisa
terpisahkan dari Ka'bah, ia menjadi
tanda awal dan akhir dari ritual Thawaf. Ia juga merupakan salah satu situs suci Islam yang paling bisa dilihat, disentuh serta dicium. Bahkan sebelum bedirinya peradaban
Islam, hajar aswad telah menjadi sebuah pilar suci bagi masyarakat Arab saat itu.
Salah satu hal yang masih menjadi bahan perdebatan
para ilmuwan adalah tentang
jenis
batuan Hajar Aswad itu sendiri. Ada yang
menyebutnya termasuk batu
basalt, yang lain mengatakan batu agate
atau akik, ada juga kaca alami
atau yang paling populer adalah
batu meteorit.
Seperti dimuat dalam web Wikipedia, Paul Partsch, seorang kurator koleksi berbagai mineral kekaisaran Austria-Hungaria yang telah menerbitkan catatan sejarah yang cukup komperehensif tentang Hajar Aswad di tahun 1857 silam. Ia lebih condong pada dugaan bahwa itu adalah batu meteorit.
Sementara pada sekitar tahun 1974, Robert Dietz dan juga John McHone mengajukan pendapatnya bahwa Hajar Aswad merupakan batu akik ataupun jenis batu agate. Mereka berpendapat berdasarkan hiopotesisnya pada atribut fisik dan juga laporan dari ahli geologi Arab.
Salah satu kunci yang penting adalah sebuah laporan tentang seputar pemulihan Hajar Aswad tersebut pasca dicuri pada sekitar tahun 951 Masehi. Ada sebuah laporan
menyebutkan bahwa batu suci itu dapat mengapung, jika informasi itu akurat,
maka itu akan bisa menepis dugaan bahwa Hajar Aswad merupakan batu basalt atau
meteorit, sebaliknya otomatis daftar dugaan juga jadi bertambah, mungkin ia
adalah kaca ataupun sejenis batu apung.
Pada sekitar tahun 1980, Elsebeth
Thomsen, peneliti dari University of Copenhagen mengajukan hipotesisnya bahwa Hajar
Aswad berasal dari sebuah fragmen kaca ataupun impactite dari dampak sebuah
meteorit yang jatuh ke bumi sekitar 6.000 tahun silam di Wabar, sebuah situs di
Gurun Rub' al Khali, berjarak sekitar 1.100 kilometer di bagian timur Mekah.
Namun, hipotesis tersebut dibantah
dengan sebuah temuan terbaru pada tahun 2004 yang menduga bahwa usia kawah Wabar itu sekitar
200-300 tahun.
Itulah sejarah dan misteri hajar aswad
yang hingga saat ini belum terpecahkan.
Bagi umat Islam, ini merupakan suatu tanda kebesaran Allah yang tidak kita ragukan lagi. Dan yang tidak ketinggalan adalah misteri apa yang menjadikan Hajar Aswad masih tetap berbau harum meskipun sudah berusia ribuan tahun ?
Bagi umat Islam, ini merupakan suatu tanda kebesaran Allah yang tidak kita ragukan lagi. Dan yang tidak ketinggalan adalah misteri apa yang menjadikan Hajar Aswad masih tetap berbau harum meskipun sudah berusia ribuan tahun ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar